Homoseksual Mendatangkan Musibah

|

Homoseksual atau ketertarikan seksual terhadap sesama jenis sudah tidak asing lagi kita dengar. Beberapa tahun silam negara kita digemparkan oleh tindak kriminal pembunuhan, serta mutilasi oleh kaum homoseksual. Lebih tepatnya kepada kaum gay. Bahkan baru-baru ini telah terjadi kasus pembunuhan berantai yang menewaskan lima belas orang di daerah Nganjuk. Faktor kecemburuan pada pasangan gaynya merupakan faktor utama yang menyebabkan peristiwa ini terjadi.
Kejadian ini menambah lagi daftar kriminalitas yang dilakukan oleh kaum gay. Pada tahun 2007 terjadi pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang gay juga dengan inisial "R" yang berasal dari Jombang. Motifnya juga sama, yaitu karena cemburu pada pasangan guynya.
Kaum gay ataupun lesbian bukanlah merupakan faktor keturunan. Sikap penyimpangan seksual tersebut bukan berasal dari gen yang dibawa sejak lahir. Paradigma yang beredar pada masyarakat luas adalah bahwa faktor guy atau lesbian ini terjadi karena gennya yang salah. Namun satatement ini tidaklah benar. Bahkan tidak jarang kaum gay berdalih bahwa homoseksual terjadi karena faktor genetis atau yang biasa disebut "born gay". Teori itu dikemukakan oleh Magnus Hirscheld berasal dari Jerman pada 1899. Pada tahun 1999, ilmuwan asal Kanada, Prof George Rice dari Universitas Western Ontario menyatakan hasil terbaru dari penelitiannya bahwa penelitiannya tidak mendukung adanya kaitan antara gen X yang dikatakan mendasari homoseksualitas pria.
Pada era Orde, eksistensi kaum gay dan sejenisnya ini belum nampak di wajah negeri ini. Namun akhir-akhir ini mereka sudah berani menampilkan sosok mereka kepada media. Tidak jarang juga surat-surat permohonan yang masuk di tangan Komnas HAM berisikan permohonan pengakuan terhadap kaum pecinta sesama jenis ini. Mereka menuntut hak asasi.
Kritisnya, pengakuan terhadap kaum gay dan sejenisnya ini membuat eksistensi mereka menjadi merajalela. Kasus demi kasus oleh kaum gay kian mencuat di masyarakat. Astaghfirullah !!
Satu-satunya alasan yang menjadi legitimasi pengesahan aktifitas kaum gay ini adalah demokrasi dan HAM. Dengan prinsip kebebasan berkeinginan (freedom for want) seperti yang dicanangkan Franklin Delano Roosevelt, ekspresi seksual setiap orang menjadi diakui, termasuk aneka penyimpangan seksual seperti gay dan lesbian, sadomasosisme, orgy, swinger (bergonta-ganti pasangan), dsb. Sebagian negara melegalkan hubungan bahkan pernikahan sesama jenis. Kini kaum gay tidak hanya menuntut pengakuan secara politik dan sosal atas eksistensi mereka. Namun mereka juga menuntut secara agama. Beberapa gereja telah membuka pintu bagi pernikahan sejenis, seperti di Jerman dan Belanda.
Di Indonesia, keberadaan kaum gay ini disokong oleh kalangan liberal. Beberapa tahun silam seorang professor liberal dari sebuah kampus Islam menyatakan bahwa homoseksual tidak dilarang dalam Islam. Bahkan sebuah buku yang menyatakan kebolehan pernikahan sejenis juga diterbitkan. Mereka menyatakan bahwa tidak ada satupun ayat Al-Quran yang mengharamkan homoseksual.

Homoseksual membawa bencana dan musibah
Al-Quran mendeskripsikan tentang kaum nabi Luth as. yang melakukan homoseksual dan bagaimana Allah membinasakan mereka (misal, lihat QS Al-A'raf [7] : 80-82). Seharusnya hal itu cukup menjadi nasehat bagi kita semua untuk menjauhkan masyarakat dari perilaku homoseksual. Homoseksual terbukti menjadi salah satu faktor utama penyabaran virus HIV AIDS. Seperti yang dilansir di (mediaindonesia, 12/11/2009) bahwa menurut data komisi Penanggulangan HIV / AIDS di kalangan homoseksual melesat dibandingkan penyebarannya melalui PSK. Di Perancis, Lembaga Nasional Perancis Urusan Pengawasan Kesehatan Masyarakat mendapati penyebaran HIV / AIDS di kalangan gay meningkat 200 kali dibandingkan kalangan heteroseksual. Pada tahun 2008,dari 7000 kasus HIV / AIDS separuhnya berasal dari kaum gay. (kompas.com 9/9/2010).
Selain itu, menurut Psikolog dari Universitas Gadjah Mada Magda Bhinetty, perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pasangan gay cenderung lebih tinggi dari pada pasangan lainnya. "Bisa juga karena didukung karakter yang posesif pada pasangannya," kata Magda (kompas.com, 16/2).
Demokrasi dan HAM jusru menyuburkan aneka perilaku seksual yang menyimpang, yang berujung pada bencana kemanusiaan seperti penyebaran penyakit HIV / AIDS dan kerusakan moral. Alih-alih mencegah, demokrasi malah memberikan perlindungan kepada kaum yang berperilaku menjijikkan ini.

Solusi Islam
Perilaku seks yang menyimpang seperti homoseksual, dan seks diluar nikah bertabrakan dengan tujuan Islam. Islam dengan tegas melarang semua perilaku seks yang menyimpang syariah Agama itu.
Islam mencegah dan menjauhkan semua itu dari masyarakat. Sejak dini, Islam memerintahkan agar anak dididik memahami jenis kelaminnya beserta hukum-hukum yang terkait. Islam juga memerintahkan agar anak pada usia 7 atau 10 tahun dipisahkan tempat tidurnya sehingga tidak bercampur baur.Islam melarang laki-laki bergaya atau menyerupai perempuan, dan perempuan bergaya atau menyerupai laki-laki. Nabi SAW. melaknat laki-laki yang meyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki (HR. Al-Bukhari).
Nabi SAW. juga memerintahkan kaum muslim agar mengeluarkan kaum waria dari rumah-rumah mereka. Dalam riwayat Abu Daud diceritakan bahwa Beliau SAW. pernah memerintahkan para sahabat mengusir seorang waria dan mengasingkannya ke Baqi'. Islam memandang homoseksual sebagai perbuatan yang sangat keji. Perilaku itu bahkan lebih buruk dari perilaku binatang sekalipun. Di dalam dunia binatang tidak dikenal adanya pasangan sesama jenis. Nabi SAW. bersabda : "Siapa saja yang kalian jumpai melakukan perbuatan KAUM NABI LUTH as. maka BUNUHLAH pelaku dan pasangan (kencannya)." (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah). Sayangnya di Indonesia tidak menerapkan hukum Islam, tidak bisa dibayangkan jika Indonesia menerapkan hukum Islam, berapa pasang manusia yang telah dibunuh ? dibantai ? Na'udzubillah...
Jelaslah bahwa Islam bisa mencegah dan menjauhkan homoseksual dan perilaku seks menyimpang dari masyarakat. Dan semua itu tidak bisa diwujudkan di bawah sistem kapitalisme demokrasi yang saat ini diterapkan. Mudah-mudahan, kita semua tergolong orang-orang yang selamat baik di dunia maupun di akhirat. Amin.

Semoga bermanfaat, dan mohon maaf jika terdapat oknum-oknum yang tersinggung. Wassalamu'alaikum : )

Musik

|

Perjuangan adalah sebuah bagian dari jiwa dalam hidup setiap seseorang. Dalam tiap detik yang berlalu selalu ada harapan yang berubah. Musik adalah salah satu harapan gue. Ia telah menyatu dalam darahku yang terus mengalir setiap saat. Kekuatan musik terdapat pada otak kanan. Sehingga dapat menyeimbangkan kekuatan otak kiri. Sebuah naluri batin sangat perlu untuk memahami dan mengerti sebuah musik. Kepribadian seseorang dapat menjadi inspirasi dalam bermusik. Sebuah petikan lembut senar gitar memberikan pesan-pesan yang dinanti. Dentuman tuts piano memberi sentuhan dalam hati. Dengan irama do re mi fa sol la si yang mengiring sebuah cita untuk dicapai sebagai kemenangan hidup bagi tiap insan di dunia. Semakin banyak perjuangan-perjuangan seseorang demi melantunkan sebuah lagu baik individu maupun berkelompok. Persaingan yang ketat saat ini memberikan sebuah hasil sangat signifikan terhadap karya-karya seorang musisi.